Latest Updates

Hadis Qudsi – Keutamaan Dzikir

hadis qudsi - keutamaan dzikir-1

Artinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasuluilah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mondar mandir di jalan mencari ahli dzikir. Apabila mereka mendapat kaum yang sedang berdzikir kepada Allah mereka memanggil-manggil : "Marilah kepada keperluanmu".

Beliau bersabda : "Malaikat itu mengitari dengan sayap mereka ke langit dunia. Beliau bersabda : Tuhan mereka berfirman pada hal Dia lebih mengetahui tentang mereka : "Apakah yang diucapkan oleh para hambaKu?". Beliau bersabda : Malaikat menjawab : "Mereka sedang me Maha Sucikan Mu, me Maha Besarkan Mu, memujiMu dan me Maha Muliakan Mu". Tuhan berfirman : "Apakah mereka melihat Ku?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Tidak, demi Allah mereka tidak melihatMu". Beliau bersabda : "Tuhan berfirman : "Bagaimana seandainya mereka melihatKu?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab: "Seandainya mereka melihatMu, niscaya mereka lebih beribadah kepadaMu, lebih memuliakan, lebih memuji dan lebih mensucikanMu". Beliau bersabda : Tuhan berfirman : "Apakah yang mereka pinta kepadaKu?". Beliau bersabda : "Mereka meminta surga kepada Mu". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Apakah mereka melihatnya?" Beliau bersabda : Malaikat menjawab : "Tidak, demi Allah mereka tidak melihatnya". Tuhan berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih loba terhadapnya, lebih meminta dan lebih gemar terhadapnya". Tuhan berfirman : "Terhadap apa mereka berlindung ?". Beliau bersabda : Malaikat menjawab : "Dari neraka". Beliau bersabda : Tuhan berfirman: "Apakah mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Tidak, demi Allah wahai Tuhan, mereka tidak melihatnya". Beliau bersabda : Tuhan berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?". Beliau bersabda" : Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih sangat lari dan sangat takut". Beliau bersabda : "Tuhan berfirman : "Aku persaksikan kepadamu bahwa Aku telah mengampuni mereka". Beliau bersabda : "Salah satu malaikat berkata: "Diantara mereka ada Fulan yang bukan dari golongan mereka. Kedatanganya hanya karena ada keperluan". Tuhan berfirman : "Mereka teman-teman duduk, dimana orang yang duduk bersama mereka tidak celaka". (HR. Bukhari)

hadis qudsi - keutamaan dzikir-2

 

Artinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dan Abu Said Al Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berkelana di bumi sebagai tambahan dari para pencatat manusia. Apabila mereka menjumpai kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka memanggil-manggil : "Marilah kepada tujuanmu".

Malaikat berdatangan, dan mengitari mereka kelangit dunia. Allah berfirman : "Kalian tinggalkan hamba-hamba Ku sedang mengerjakan apa ?". Mereka menjawab : "Kami tinggalkan mereka sedang memujiMu, memuliakan Mu dan berdzikir kepadaMu". Beliau menjawab : Dia berfirman : "Apakah mereka melihat Aku ?". Mereka menjawab : "Tidak". Dia berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihat Aku ?". Beliau bersabda : Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihat Mu niscaya mereka lebih memujiMu, lebih memuliakan Mu dan lebih berdzikir kepadaMu".

Beliau bersabda : Dia berfirman : "Apakah yang mereka inginkan ?" Beliau bersabda : "Mereka berkata : "Mereka memohon surga". Beliau bersabda: "Dia berfirman : "Apakah mereka melihatnya ?". Beliau bersabda : "Dia berfirman : "Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?".

Beliau bersabda : "Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnva niscaya mereka lebih meminta dan loba atasnya". Beliau bersabda : "Dari apakah mereka berlindung ?" Mereka menjawab : "Seandainya mereka melihatnya niscaya mereka lebih lari, lebih takut dan lebih mohon perlindungan dari padanya". Beliau bersabda : Dia berfirman : "Sungguh Aku mempersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni mereka". Mereka menjawab : "Sesungguhnya di kalangan mereka terhadap Fulan yang salah yang datang hanya karena keperluan". Dia berfirman : "Mereka adalah kaum yang teman duduknya tidak celaka". (HR. Tirmidzi).

hadis qudsi - keutamaan dzikir-3

 

Artinya :

Dari Abu Ishaq dari Al Agharr Abu Muslim bahwasanya ia menyaksikan Abu Hurairah dan Abu Said Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya kedua orang itu menyaksikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAHU AKBAR " (Tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar).

Beliau bersabda : Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Benarlah hambaKu, tidak ada Tuhan selain Aku, dan Akulah Allah Maha Besar".

Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAH" (Tiada Tuhan selain Allah sendiri).

Dia berfirman : "Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku sendiri".

Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYA­RIIKA LAH " (Tiada Tuhan selain Allah, sendirian tiada sekutu bagiNya).

Dia berfirman : "Benarlah hamba-Ku, tiada Tuhan selain Aku, dan tidak ada sekutu bagiKu".

Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAHLAHUL MULKU WALA­HUL HAMDU"

(Tiada Tuhan selain Allah, bagiNya kerajaan itu, dan bagiNya segala puji).

Dia berfirman : "Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku, bagiKu kerajaan itu dan bagiKu segala puji". Apabila hamba mengucapkan :

'LAA ILAAHA ILLALLAAH WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH"

(Tiada Tuhan selain Allah, dan tiada daya dan kekuatan melainkan pertolongan Allah)

Dia berfirman : "Tiada Tuhan selain Aku, dan tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Ku".

Abu Ishaq berkata : Kemudian Al Agharr mengatakan sesuatu yang tidak saya pahami. Ia Berkata : Lalu saya bertanya kepada Abu Ja'far : "Apakah yang ia ucapkan ?". Ia berkata : "Barang siapa yang pada waktu menjelang mati mengucapkan kalimat-kalimat itu maka ia tidak tersentuh neraka". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

hadis qudsi - keutamaan dzikir-4

Artinya :

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bercerita kepada mereka bahwa salah seorang hamba Allah mengucapkan :

"YAA RABBI LAKAL HAMD U YANBAGHII LIJALAA­LI WAJHIKA WALI 'AZHIIMI SULTHAANIKlA" (Wahai Tuhanku, hanya bagimulah segala puji, sebagaimana seyogya dengan kebesaran DzatMu dan keagungan kekuasaanMu ), maka bersungguh-sungguhlah dua malaikat namun mereka tidak tahu bagaimana mencatatnya. Lalu keduanya naik ke langit dan berkata : "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu mengucapkan dzikir, kami tidak mengetahui bagaimana mencatatnya. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hal Dia lebih mengetahui terhadap apa yang dikatakan oleh hambaNya : "Apakah yang diucapkan hambaKu ?". Keduanya menjawab : "Bahwasanya ia mengucapkan : "Wahai Tuhanku, hanya bagiMu segala puji sebagaimana seyogya dengan kebesaran Dzat Mu dan keagungan kekuasaan Mu". Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Tulislah seperti apa yang diucapkan oleh hamba-Ku, sehingga ia menjumpai Aku, lalu Aku membalasnya dengan apa yang diucapkan itu". (Hadits ditakhrij oleh An Nasa'i).

hadis qudsi - keutamaan dzikir-5

 

Artinya :

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak ucapan:

"SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH"

(Maha Suci Allah, dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepada-Nya).

Saya bertanya : "Wahai Rasulullah, saya melihat engkau memperbanyak ucapan : "Maha Suci Allah dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepadaNya". Beliau bersabda: "Tuhanku Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberitakan kepadaku bahwa aku akan melihat tanda pada umatku. Apabila aku telah melihatnya maka aku memperbanyak ucapan :

"SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGH­FIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH"

Saya telah melihatnya :

"IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WALFATHU WARA-AITANNAASA YADKHULUUNA FII DIINI­LLAAHI AFWAAJAN FASABBIHBIHAMDI RABBIKA WASTAGHFIRHU INNAHU KAANA TAWWAABA"

(Apabila datang pertolongan Allah dan penaklukan (Kota Mekah). Dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan memohon ampunlah kepadaNya karena sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat). Dalam riwayat Muslim dari Aisyah ada tambahan :

'ALLAAHUMMAGHFIR LII YATA-AWWALUL QUR­AANA "

(Wahai Allah ampunilah saya, karena mengamalkan perintah Al Qur'an). (HR. Muslim).

hadis qudsi - keutamaan dzikir-6

 

Artinya :

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah akan membersihkan salah seorang umatku atas para kepala makhluk pada hari qiyamat. Lalu Allah menebarkan sembilan puluh sembilan catatannya. Setiap' catatan seperti pandangan mata. Kemudian Dia berfirman : "Apakah kamu mengingkari hal ini barang sedikit ?". Apakah tukang catatKu Malaikat Hafazhah menganiaya kamu ?". Ia menjawab : "Tidak wahai Tuhan". Dia berfirman : "Apakah kamu punya alasan ?" Ia menjawab : "Tidak". Dia berfirman : "Baiklah, kamu mempunyai kebaikan. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada penganiayaan atasmu". Maka dikeluarkan secarik kertas yang didalamnya terdapat :

'ASYHADUALLAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHA­DUANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WARA­SUUL UH"

(Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya).

Dia berfirman : "Datangkan timbanganmu". Ia menjawab : "Wahai Tuhanku, apakah (artinya) secarik kertas ini dibandingkan dengan catatan-catatan ini ?". Dia berfirman : "Sungguh kamu tidak dizhalimi". Beliau bersabda : "Catatan-catatan itu diletakkan pada sebuah piringan neraca dan secarik kertas itu di dalam piringan neraca. Secarik kertas itu berat, karena tidak ada sesuatu yang mempunyai timbangan berat dibandingkan dengan sesuatu yang bersama nama Allah". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

hadis qudsi - keutamaan dzikir-7

Artinya :

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Dua malaikat Hafazhah menghadapkan kepada Allah akan apa yang ia jaga baik siang maupun malam, di mana Allah mendapatkan baik pada awal dan akhir halaman itu, kecuali Allah berfirman : "Sesungguh Aku meinpersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni " hambaKu yang tercatat di antara dua ujung halaman (catatan) ini". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

hadis qudsi - keutamaan dzikir-8

 

Artinya :

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Allah berfirman : "Keluarkanlah dari neraka orang yang ingat kepadaKu pada suatu hari atau takut kepadaKu pada suatu tempat". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

hadis qudsi - keutamaan dzikir-9

 

Artinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Wahai anak Adam (manusia) luangkanlah waktu untuk ibadah kepadaKu maka Aku isi dadamu dengan kekayaan, dan Aku tutup kekafiranmu. Jika tidak demikian maka Aku isikan kesibukan di mukamu dan Aku tidak menutup kefakiranmu". (Hadits ditakhrij oleh At Tirmidzi)

hadis qudsi - keutamaan dzikir-10

 

Artinya :

Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Tuhanmu kagum. terhadap penggembala kambing di ujung bukit yang di kala didengungkan adzan ia mendirikan Shalat". Lalu Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Lihatlah hambaKu ini, didengungkan adzan kemudian ia shalat karena takut terhadapKu, Aku telah mengampuni hambaKu dan memasukkannya ke Sorga". (Hadits di takhrij oleh An Nasa'i).

hadis qudsi - keutamaan dzikir-11

 

Artinya :

Dari Iyadh bin Khammar saudara Bani mujasyi', ia berkata : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari berdiri di tempat kami dengan berkhuthbah, lalu beliau bersabda : "Sesungguhnya Tuhanku menyuruh aku dan meneruskan hadits itu seperti hadits Hisyam dari Qatadah dan ia menambahNya :

"WA ANNALLAAHA AUHA ILAYYA AN TAWAADLA 'UU HATTAA LAA YAFKHARA AHADUN ‘ALAA AHADIN WALAA YABGHII AHADUN 'LAA AHADIN"

(Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku agar kamu merendahkan diri, sehingga seseorang tidak berbangga terhadap orang lain, dan seseorang tidak menganiaya terhadap orang lain).

Dan menurut haditsnya beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

"WAHUM FIIKUM TABA’AN LAA YABGHUUNA AHLAN WALAA MAALAN" (Mereka sebagai pengikutmu, dengan tidak mencari keluarga dan harta).

Lalu aku bertanya : "Kedaannya demikian itu wahai Abu Abdillah?" Ia menjawab : "Ya, demi Allah aku telah menjumpai mereka pada masa Jahiliyah, dan seseorang laki­laki menggembala di kampung, yang ada hanya ibunya dimana ia mensetubuhinya". (HR. Muslim).

Infaq dan Keutamaannya


Sebuha hadits qudsi secara khusus membahas tentang Infaq di jalan Allah, dengan sangat jelas menunjukkan betapa pentingnya mentasharufkan harta baik dengan sedekah, infaq, ataupun amal jariyah lainnya. Berikut lengkapnya.

hadits qudsi - keutamaan infaq-1

Artinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Allah berfirman : "Wahai anak Adam belanjakanlah, maka Aku akan memberi belanja kepadamu". (Hadits ditakhrij olah Bukhari).

hadits qudsi - keutamaan infaq-2

Artinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Belanjakanlah maka Aku memberi belanja kepadamu". Beliau bersabda : "Tangan Allah itu penuh, tidak terkurangi oleh nafkah, terus memberi siang dan malam". Beliau bersabda : "Tahukah kaliari sesuatu yang sudah di nafkahkanNya sejak Dia menciptakan langit dan bumi, sesungguhnya apa yang di tanganNya tidaklah berkurang, pada waktu itu singgasanaNya di atas air dan ditanganNya memegang timbangan (mizan)". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

hadits qudsi - keutamaan infaq-3

Artinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sampai kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: "Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "Wahai anak Adam, berikanlah nafkah maka Aku beri nafkah atasmu". Beliau bersabda : "Tangan Kanan Allah itu penuh, banyak memberi di siang dan malam hari, dan tidak kurang sedikit pun karenanya". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

hadits qudsi - keutamaan infaq-4

Artinya :

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : "Ketika Allah menciptakan bumi, bumi itu goyang, maka Dia menciptakan gunung-gunung, lalu bumi itu menjadi tetap (tidak bergoyang). Maka Malaikat heran terhadap kehebatan gunung, mereka bertanya : "Wahai Tuhanku, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada gunung ?" Dia berfirman: "Ya, besi". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada besi ?" Dia berfirman : "Ya, api". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada api ?" Dia berfirman : "Ya, air". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah makhlukMu yang lebih hebat dari pada air. ?" Dia berfirman : "Ya, angin". Mereka bertanya : "Wahai TuhanKu, adakah dari makhlukMu yang lebih hebat dari pada angin ?". Dia berfirman : "Ya, anak Adam yang tangan kanannya mensedekahkan sesuatu dengan tersembunyi dari tangan kirinya". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

HADIS QUDSI PENEBAR CINTA


40 - hadith-qudsi

“Wahai anak Adam! Sesuai dengan kadar kecenderunganmu terhadap dunia dan kecintaanmu terhadap-Ku, sesungguhnya Aku tak akan pernah mengumpulkan cinta pada-Ku dan cinta pada dunia dalam satu hati.

Wahai anak Adam! Bersikap warak-lah engkau, niscaya engkau mengenal-Ku. Laparlah, niscaya engkau melihat-Ku. Ikhlaslah dalam beribadah kepada-Ku, niscaya engkau sampai kepada-Ku. Bersihkanlah amalmu dari sifat riya, niscaya Ku-kenakan pada pakaian cinta-Ku.Berdzikirlah engkau kepada-Ku, niscaya Aku menyebutmu di hadapan malaikat-Ku.

Wahai anak Adam! Di dalam hatimu masih ada sesuatu selain Allah. Engkau masih sering mengharap kepada selain Allah. Sampai kapan engkau menyebut Allah, sementara engkau takut kepada selain-Nya?

Jika engkau betul-betul mengenal-Ku, pastilah dalam hatimu hanya ada Allah, engkau hanya takut kepada Allah, dan lidahmu tak akan bosan menyebut-Nya. Sesungguhnya menyambung dosa dan dosa adalah tobatnya orang yang berdusta.

Wahai anak Adam! Jika engkau takut kepada neraka sebagaimana engkau takut kepada kemiskinan, niscaya Kuberikan padamu kekayaan dari jalan yang tak pernah engkau sangka-sangka sebelumnya.

Wahai anak Adam! Jika engkau menginginkan surga sebagaimana engkau cinta pada dunia, niscaya Kuberikan kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Seandainya engkau mengingat-Ku sebagaimana kalian mengingat yang satu dengan yang lainnya, niscaya para malaikat akan memberi salam padamu pagi dan petang.

Seandainya engkau senang beribadah kepada-Ku sebagaimana engkau senang pada dunia, niscaya Aku muliakan engkau seperti kemuliaan para rasul. Maka, jangan engkau isi hatimu dengan cinta dunia karena sebentar lagi ia akan sirna.

--Dikutip dari kitab Kimiya As-Sa’adah karya Imam Al-Ghazali

Sholawat Nariyah dan Keistimewaannya

Sholawat Nariyah atau juga dikenal dengan Sholawat Tafrijiyyah (sholawat memohon kelepasan dari kesusahan dan bencana) adalah satu di antara sholawat yang terkenal diamalkan oleh para ulama kita. Sholawat ini juga dikenali sebagai Sholawat at-Tafrijiyyah al-Qurthubiyyah (dinisbahkan kepada Imam al-Qurthubi), dan ada juga ulama yang menisbahkannya kepada Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam al-Husain Rodliyallahu ‘anhuma.

001w-sholawat-nariyah

Di negeri sebelah Maghrib, Sholawat ini dikenal sebagai Sholawat an-Naariyah karena menjadi amalan mereka apabila ingin melaksanakan sesuatu hajat atau menolak sesuatu bencana, mereka akan berkumpul dan membaca sholawat ini 4444 kali lalu terkabul hajat mereka dan tertolak segala malapetaka secepat api yang menyambar atau membakar. Sholawat ini juga dikenali sebagai Miftahul Kanzil Muhiith li naili muraadil ‘abiid (kunci perbendaharaan yang meliputi untuk menyampaikan harapan si hamba).

Sholawat Nariyah mempunyai keistimewaan kerana selain sholawat juga merupakan tawashul kepada Allah dengan Junjungan Nabi s.a.w. di mana kita menyebut nama dan dhamir Junjungan s.a.w. sebanyak 8 kali.Menurut Imam al-Qurthubi siapa yang melazimkan amalan sholawat ini setiap hari 41 kali atau 100 kali atau lebih, niscaya Allah melepaskan kedukaan, kebimbangan dan kesusahannya, menyingkap penderitaan dan segala bahaya, memudahkan segala urusannya, menerangi sirnya, meninggikan kedudukannya, memperbaikkan keadaannya, meluaskan rezekinya, membuka baginya segala pintu kebajikan, kata-katanya dituruti, diamankan dari bencana setiap waktu dan dari kelaparan serta kefakiran, dicintai oleh segala manusia, dimakbulkan permintaannya. Akan tetapi untuk mencapai segala ini, seseorang itu hendaklah mengamalkan sholawat ini dengan mudaawamah (istiqomah).

Imam as-Sanusi berkata bahawa siapa yang melazimi membacanya 11 kali setiap hari, maka seakan-akan rezekinya turun langsung dari langit dan dikeluarkan oleh bumi.



Imam ad-Dainuri berkata bahawa sesiapa yang membaca sholawat ini dan menjadikannya wirid setiap selepas sholat 11 kali, nescaya tidak berkeputusan rezekinya, tercapai martabat yang tinggi dan kekuasaan yang mencukupi. Sesiapa yang mendawamkannya selepas sholat Subuh setiap hari 41 kali, tercapai maksudnya. Sesiapa yang mendawamkannya 100 kali setiap hari, terhasil kehendaknya dan memperolehi kehormatan/kemuliaan melebihi kehendaknya. Sesiapa yang mendawamkannya setiap hari menurut bilangan para rasul (313 kali) untuk menyingkap segala rahsia, maka dia akan menyaksikan segala apa yang dikehendakinya. Sesiapa yang mendawamkannya 1000 kali sehari, maka baginya segala yang tidak dapat hendak diterang dengan kata-kata, tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar dan tidak pernah terbetik di hati manusia.



Imam al-Qurthubi juga berpesan bahawa sesiapa yang berkehendak untuk menghasilkan hajatnya yang besar atau menolak bencana yang menimpa, maka bacalah sholawat ini sebagai tawassul dengan Junjungan Nabi yang empunya akhlak yang agung 4,444 kali, nescaya Allah ta`ala akan menyampaikan kemahuan dan harapan itu atas niat si pembaca. Ibnu Hajar al-’Asqalani telah menyebut akan kelebihan bilangan ini sebagai iksir fi sababit ta`siir (pati ubat sebagai penyebab berlakunya kesan).



Menurut Aqwal Para Ulama, sholawat ini adalah merupakan satu perbendaharaan daripada khazanah-khazanah Allah, dan bersholawat dengannya merupakan kunci-kunci pembuka segala khazanah-khazanah Allah yang dibukakan Allah bagi sesiapa yang mendawaminya serta dengannya seseorang boleh sampai kepada apa yang dikehendaki Allah s.w.t. Oleh itu silalah ikhwah semua merujuk kepada para ulama kita (ingat bukan ulama mereka kerana karang semuanya akan dibid`ahsesatkan) dan melihat akan karangan-karangan terdahulu seperti “Afdhalush Sholawat ‘ala Sayyidis Saadaat” karangan Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani, “Jawahirul Mawhub” dan “Lam`atul Awrad” kedua-duanya karangan Tok Syaikh Wan ‘Ali Kutan al-Kelantani, “Khazinatul Asrar” shollu ‘alan Nabiy.



Sholawat Nariyah, tidak ada dari isinya yg bertentangan dg syariah, makna kalimat : yang dengan beliau terurai segala ikatan, hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik, serta”, adalah kiasan, bahwa beliau saw pembawa Alqur’an, pembawa hidayah, pembawa risalah, yg dg itu semualah terurai segala ikatan dosa dan sihir, hilang segala kesedihan yaitu dengan sakinah, khusyu dan selamat dari siksa neraka, dipenuhi segala kebutuhan oleh Allah swt, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik yaitu husnul khatimah dan sorga.



Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”



Shalawat Nariyah juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”     

Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.



Suatu malam Syekh Nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.



Mengapa sahabat itu ditolak Nabi? dan justru Syekh Nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.

Jadi nabi berperan sebagai washilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.

Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba’ (mengikuti) ajaran syekh.

Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak.

KEAJAIBAN SHOLAWAT NARIYAH – Bagian Kedua

001w-sholawat-nariyah

Kadang-kadang, implikasi ilmu memang tidak bisa dirasakan secara langsung. Sebab, tak semua diri mampu merekam dan memahami makna-makna batin. Allahlah yang membangkitkan kesadaran dan memberi pemahaman kepada seseorang dengan caranya masing-masing.

Seorang sahabat, yang sebelumnya begitu keras mengkritik, menghujat dan menganggap kita bidah dan musyrik, bisa jadi akan berlaku sebaliknya di saat yang berbeda. Ini terjadi pada sahabat saya yang awalnya menganggap Sholawat Nariyah sebagai bidah dan musyrik.



Setelah kejadian sebelumnya, salah satu dari kawan saya mengalami musibah. Orangtuanya bercerai. Kuliahnya hampir selesai terganggu. Pembiayaan orangtua terputus. Beban ekonomi di kota besar begitu meningkat. Perasaan galaunya begitu hebat. Hingga akhirnya mengadu kepada saya.

Setelah dia mengungkapkan unek-uneknya, saya bertanya, “Tahukah kamu bagaimana cara menurunkan kegalauan hatimu itu sebenarnya dengan berselawat Nabi?”

“Tidak. Jangan ajak-ajak saya mengamalkan bidah!”

“Lalu, dengan apa kamu berdoa?”

“Dengan berdoa seperti biasa?”

“Apakah kamu sudah berselawat Nabi secara benar sebelum doamu dipanjatkan? Apakah kamu sudah memahami makna selawat Nabi sebelum doa dan di akhir doa?”

Dia terdiam.

“Disinilah sebenarnya peran selawat Nabi. Kita diperintahkan untuk mengakui dengan keyakinan batinmu, bahwa Rasulullah mempunyai peran terhadap keberagamaanmu, terhadap pemahamanmu pada Allah. Tanpa Muhammad SAW, kamu hanyalah jiwa yang sesat!”

Dia terdiam.

“Sholawat Nabi itu bisa menurunkan tensi keegoanmu sebagai manusia. Bisa menyadarkanmu tentang posisi jiwamu yang harus selalu mengikuti jejak dan jalan Rasulullah SAW! Pahami selawat Nabi dengan benar.”

Lalu, saya hadiahkan Sholawat Nariyah kepada sahabatku yang galau ini:

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Allahumma sholli sholaatan kaamilatan Wa sallim salaaman taaman ‘ala sayyidinaa Muhammadin Alladzi tanhallu bihil ‘uqadu, wa tanfariju bihil kurabu, wa tuqdhaa bihil hawaa’iju Wa tunaalu bihir raghaa’ibu wa husnul khawaatimi wa yustasqal ghomaamu bi wajhihil kariimi, wa ‘alaa aalihi, wa shahbihi ‘adada kulli ma’luumin laka

“Ya Allah, berikanlah shalawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada Baginda kami Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang engkau miliki.”

Bacalah sholawat ini. Pahami dengan benar-benar. Insya Allah, hidupmu akan berkah. Kamu akan diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Untuk waktu kurang dari 2 bulan, sahabatku ini datang kepada saya dengan wajah yang berseri-seri. Dia menceritakan pengalaman luar biasa ketika membaca Selawat Nariyah setiap hari hingga ribuan kali.

“Terima kasih, kini orangtua saya sudah rujuk kembali. Alhamdulillah, paman saya ikut membantu uang kuliah saya . Saya pun kini magang di Bank Syariah.”

“Subhanallah....”

Semoga bermanfaat!

KEAJAIBAN SHOLAWAT NARIYAH – Bagian Pertama

 001w-sholawat-nariyah

Beberapa orang memprotes saya bahwa Sholawat Nariyah dianggap bid’ah dan dapat membawa kepada kesyirikan. Mereka menggunakan dalil Al-Quran seenak perutnya sendiri dengan mengatakan bahwa bacaan Sholawat Nariyah justru akan mengkultuskan Nabi sebagai sesembahan. Lalu, mereka mengutip firman Allah dalam surah Al-Isra: 56.

Saya hanya tarik nafas dan tersenyum. Dan, saya jawab; “Ada benarnya juga kata-katamu!” Lalu saya tetap mendengarkan celoteh mereka satu per satu. Menurut mereka, Nabi tidak berkuasa untuk memberi rezeki, menghilangkan kesedihan, mencabut penderitaan seorang hamba. Maka, salah besar jika ada umat Muhammad yang meminta pertolongan kepada Nabinya. Mereka menyebut firman Allah, surah Al-A’raf: 188.

Saya hanya tarik nafas dan tersenyum. Dan, saya jawab; “Ada benarnya juga kata-katamu!”

Mungkin, karena merasa jawaban saya dianggap tak serius, saya mulai diberondong dengan pertanyaan yang kurang “serius” dan emosional. Saya dianggap pengamal bid’ah, musyrik dan membahayakan akidah. Dari sini saya bisa mengukur lawan bicara saya. Dalam hati saya terdetik kalimat Kyai saya, “Tarkul-jawab ‘alal-jahili jawabun” (Tak menjawab adalah jawaban untuk orang yang bodoh). Maka, saya memilih diam.

Lambat laun, obrolan mereda, ketika saya menawarkan segelas kopi untuk 4 orang yang ada di asrama itu. 4 orang dengan satu gelas saja. Dan, saya menyuguhkan rokok Peter Stuyvesant yang baru dibuka bungkusnya. Saya katakan, “Ayat Al-Quran yang kamu sebutkan benar. Haqqul yaqin. Saya percaya. Tapi, pemahaman saya berbeda.”

Sruputtttt....Kopi hitam itu kunikmati pelan. Bekas mulutku dan mulut-mulut mereka berada di bibir atas gelas itu.

“Saya akan bertobat, jika terdetik barang sedikit pun di hati saya kalau saya meminta kepada selain Allah. Sebab, sholawat Nabi itu hakikatnya bukan untuk meminta-minta kepada Nabi. Bukan pula menyembah beliau. Ada makna-makna batin yang tak bisa dijelas oleh akal seluruhnya.”

“Memang apa yang kamu rasakan?”

“Nah ini baru pertanyaan bagus,”

“Apa bagusnya?”

“Sebab kamu bertanya tentang rasa. Persis seperti kopi yang saya teguk ini. Begitulah agama yang saya anut.”

“Maksudnya?”

“Kita sama-sama meminum kopi yang sama. Tapi, masing-masing dari kita bisa merasakan dengan berbeda-beda rasa, baik rasa lahiriah maupun batiniah. Rasa manis, pahit, masam, menyegarkan dan sebagainya. Namun, setiap tegukannya dan pemaknaan apa di balik kopi ini, pasti berbeda-beda.”

“Susah benar, ngomong ngalor-ngidul!”

“Mau dengar nggak?”

“Ok. Lanjutkan!”

“Saya merasakan Rasulullah SAW adalah salah satu alasan dunia ini diciptakan. Dia adalah satu-satunya kekasih Allah yang diberi kesempatan untuk memberi syafaat kepada umatnya. Fakta ini tak bisa kalian bantah dengan dalil apa pun.”

“Iya...Lalu?!”

“Rasulullah adalah “pembawa paket” syafaat hingga Hari Kiamat tiba. Seluruh umat manusia mengharapkan agar paket ini sampai dan bisa dinikmati kita bersama. Maka, kita berselawat, berdoa dan bermunajat agar Rasulullah selalu diberi keselamatan dan rahmat-Nya. Kita tidak meminta Nabi untuk memberi rezeki, menghilangkan kesedihan, membebaskan penderitaan dan sebagainya.”

“Kenapa tidak langsung saja berdoa kepada Allah?”

“Kita butuh wasilah!”

“Allah tak pernah perintahkan dalam Al-Quran dan Rasul tak pernah mencontohkan!”

“Anda salah!”

“Salahnya?”

“Justru ini perintah Allah dan dianjurkan Rasulullah! Allah memerintahkan kita untuk berselawat kepada Nabi. Allah dan Malaikat-Nya pun berselawat. Setiap shalat, pada tahiyat pun kita diperintahkan untuk berselawat. Menurutmu, apa makna selawat Nabi pada shalat, dzikir dan doa?”

“Perintah Allah, tapi bukan untuk mengkultuskan dan bukan untuk meminta sesuatu kepada Nabi. Makanya, Nabi juga tidak pernah mencontohkan melakukan wasilah dalam doa,” kata salah satu dari mereka.

“Bagaimana mungkin Nabi berwasilah, sebab dia adalah kekasih-Nya. Rasulullah tidak memerlukan wasilah apa pun. Sekarang, kalau kamu punya barang yang sangat berharga yang harus dikirimkan kepada anakmu. Apakah kamu tidak berdoa agar Allah memberi keselamatan pada pembawa barang tersebut.”

“Oh ya. Tak tidak berharap kepadanya sampai seperti itu.”

“Nah, bagaimana jika barang yang paling berharga itu adalah ruhmu?! Jiwamu?! Orang yang membawa barang itu adalah orang yang mengajarkan tauhid, ajaran Ilahi, yang mengajarkan tentang keselamatan dunia dan akhirat. Bahkan, dialah satu-satunya hamba Allah yang diberi kesempatan untuk menyelamatakanmu dari siksa api neraka?!”

Sruputtttt...

Sruputttt...

Semoga bermanfaat!

Hidup Semata Titipan


berdoa3

"Engkau lebih membutuhkan kemurahan-Nya justru saat menaati-Nya daripada saat berbuat maksiat kepada-Nya."

--Ibn Atha'illah dalam Al-Hikam

Memang begitulah umumnya sifat manusia. Saat berbuat maksiat kita melupakan karunia Allah, lalai dengan semua nikmat dan anugerah yang telah Dia berikan. Namun, saat kita mentaati perintah-Nya, kita sangat dekat dan selalu membutuhkan-Nya. Kita justru merasa kecil, hina dan sangat membutuhkan Allah ketika kita sedang mentaati dan mensyukuri karunia-Nya.

Dalam ketaatan, mata bathin kita dibukakan satu kenyataan bahwa manusia hanyalah setitik kecil dalam kelengkapan Alam semesta ciptaan Allah. Bahwa jika Allah menghendaki, dengan sangat mudah Allah bisa mengambil apapun yang kita miliki. Bahkan selembar nyawa yang sejatinya tak lain adalah titipan dari Allah.

Semoga kita senantiasa diingatkan agar selalu menetapi jalan kemuliaan yang diajarkan oleh Rasulullah Sallahu 'alaihi Wasallam. Dan selalu ingat bahwa semua harta kita, keluarga kita, dan juga jabatan yang melekat pada kita hanyalah titipan yang harus kita kembalikan dan pertanggungjawabkan tasharufnya kelak di kemudian hari.

Semoga kita dimampukan untuk menjadi hamba yang selalu bisa bersyukur dan taat kepada jalan Allah. Amiin

Doa Itu Kepada Allah

Masih seputar Nitip Doa Mbayar yang diinisiasi oleh beberapa orang yang kemarin (02/01/2014) seharian sempat menyita perhatian kita di social media, baik twitter maupun facebook.


Secara prinsip semua inisiasi untuk kebaikan harus didukung. Itu yang perlu kita garis-bawahi. Mengapa? Sebab ikhtiar menuju kebaikan, baik untuk diri pribadi, apalagi untuk banyak orang itu sebaris dengan nafas keagamaan kita. Semua agama bahkan.

Dalam konteks Islam, ada sebuah pegangan bahwa "sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat kepada sesamanya." Kalimat mulia ini sangat gamblang dan sederhana. Dalalahnyapun sangat jelas. Bahwa setiap inisiasi yang diupayakan untuk memberikan kemanfaatan sebesar-besar untuk banyak orang haruslah kita dukung.

Tapi apa itu nggak menyimpang?

Kalo soal menyimpang, domainnya sudah berbeda. Menyimpang dari niat tentu itu urusan Allah. Hakim dari segala jenis Hakim. Sementara yang terkait dengan publik, masyarakat luas, jika ada penyimpangan itu domain pemerintah. Mengapa? Sebab ia menyangkut urusan yang terkait dengan banyak orang. Jadi bukan wilayah individu lagi. Jadi gak perlu kita mendemo misalnya, ataupun menghujat. Harus tetap fair melihatnya.

Fair bagaimana kyai?

Ya dari sisi niatnya kan bagus. Mendoakan orang lain masak nggak bagus. Ya nggak? Nah beda lagi urusan titip menitip uangnya. Sudah bergeser dari soal niat itu. Mengapa? Karena hal itu tekait dengan "tasharuful amanah" yang jika menyentuh wilayah publik, tentu itu menjadi urusan pemerintah.

Okey, itu penjelasannya ya. Jika masih ada yang belum jelas, silahkan saja dituliskan di komentar. 
Wallahu A'lam Bishawwab...

Update :
Ini salah satu liputan tentang aktivitas Nitip Doa Baitullah yang berbayar itu.

Nitip Doa Bayar?




Berdoa itu sebetulnya urusan langsung antara hamba dengan Allah. Sehingga doa terbaik adalah doa yang diucapkan seorang hamba untuk dirinya sendiri.

Bagaimana jika satu saat ada orang yang menitipkan doa?
Nitip doa itu sejatinya kan sama dengan "minta didoakan" oleh orang lain. Soal tempatnya di raudhoh, tanah haram, ataupun tempat lain itu soal lain, tapi esensinya tetap "minta didoakan" oleh orang lain.

Ini tidak berbeda jika kita menggelar tahlilah dengan menggundang tetangga, ataupun kawan-kawan kita. Semuanya mulia, semuanya boleh, mengingat ini diniatkan untuk kemuliaan.

Menjadi masalah memang jika kemudian "nitip doa dan harus bayar." Soal niatnya memang hanya Allah dan para pelakunya yang tahu, tapi dalam hal yang terkait dengan doa sudah kita bahas di atas. Tetap sah saja.

Soal "mbayar" ini yang menjadi banyak segi. Ini terkait amanah dari banyak orang, bagaimana pengelola menjelaskannya. Bagaimana pengelola mentashorufkan uang yang terkumpul, untuk apa saja, dimana, dan seterusnya seharusnya juga bisa diakses oleh publik. Ini penting agar kita juga belajar menata diri. Belajar tentang transparansi. Dan pada ujungnya belajar menata hari, menata diri, untuk selalu amanah terhadap sekecil apapun titipan amanah tersebut.

Dan ingat juga, amanah itu bukan semuanya berbentuk harga. Anak kita adalah amanag, keluarga kita juga amanah. Pekerjaan kita, kekuasaan yang kita sandangpun juga amanah. Bagaimana kita tasharufkan semua amanah tersebut, itulah inti dari semua titipan amanah, tasharufnya.